top of page
Search
Writer's pictureSpectrum April

1/365

Updated: Oct 16, 2023


“Apa kita punya masa depan, by?” aku bertanya sambil memandangi cangkir teh kosong di depanku.


Dia menatap ke arahku, matanya punya pertanyaan yang serius. Mungkin dalam hatinya, dia penasaran kenapa kalimat itu sampai terucap dari bibirku. Dalam benakku, bisa jadi dia sedang pusing mencari jawabannya. “Jangan panik, by”. Katanya, berusaha menepis keraguanku. Dia meraih tas dari lantai, menuju ke arah kasir, tersenyum padaku dari sana sambil mengedipkan sebelah mata. Setelah selesai, kami berjalan kaki sebentar menuju foto corner di sebelah café. Hanya untuk melihat-lihat, tidak untuk berfoto. 5 menit berlalu, kami pulang. Di sepanjang jalan, yang kuinginkan adalah motornya berjalan lebih pelan agar aku bisa menikmati momen bersamanya sedikit lebih lama. Tapi yang dia lakukan adalah menarik gas dan hening tanpa pembicaraan apapun. Apa dia mengerti bahwa perjalananku kali ini akan jadi yang terjauh? Apa dia pahami bahwa petualanganku nanti mungkin akan jadi yang terberat, terlebih tanpanya? Apa dia sadari, pertanyaanku adalah tanda tanya besar yang butuh jawaban yang lebih meyakinkan dari sekedar “jangan panic, by”? aku bergumam di sepertiga perjalanan pulang. Dia berhenti sebentar, berbalik dan mengetuk helmku.

“By, bangun, selamat tahun baru, semoga Tuhan memberkati cita-cita kita di tahun 2022, baik itu sekolahmu atau usahaku, Happy New Year”


Lalu aku terbangun, ternyata itu cuma mimpi.



180 views0 comments

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page